Thursday 6 January 2011

Gulliver's Travels

Hiyyaahhh all... lama tidak berjumpa. Beberapa bulan belakangan memang merupakan waktu yang sibuk banget, jadi gak ada waktu untuk membicarakan tentang film2. Nah, dipertemuan kali ini, saya mau membicarakan tentang Jack Black si Po (KungFu Panda).
Gulliver yang berprofesi sebagai pengantar surat merupakan seorang looser dan banyak omong. Dan secara kebetulan (tentunya dengan berbagai macam omong kosongnya), dia mendapatkan tawaran untuk menulis tentang perjalanan ke Segitiga Bermuda. Saat diperjalanan, Gulliver masuk ke dalam pusaran air yang sangat besar, yang ternyata merupakan port the entry dari negeri liliput. Dengan badan serta omongan yang besar, Gulliver  mudah untuk menarik simpati dari rakyat liliput. Ceritanya lebih ditekankan oleh Jendral Edward (Chris O'Dowd) yang begitu iri dan tidak terima akan keberadaan Gulliver yang mengambil alih segala kharismanya.
Awal melihat trailernya, saya merasa tertarik dengan sosok Gulliver yang disajikan "lucu", yang sebenarnya jauh dari kisah novelnya. Rob Letterman, sang sutradara mampu menghadirkan tawa hampir disetiap wajah penonton, meskipun caranya terkesan norak dan jorok. Yang tidak habis pikir bagi saya adalah aksen dan dialog dari rakyat liliput yang sangat -nggak banget-. Sumpah, bagaimana si Jendral Edward merayu sang putri, mampu membuat hati saya terasa gatal *garuk dong. Wakakaka....
Peran Jason Segel sebagai Horatio "the poor man" memiliki perhatian tersendiri bagi saya. Keluguan serta ketololannya seakan menjadi penyedap bagi si Jack. Selain mereka berdua, pemain lainnya tidak memberikan kontribusi yang banyak (Selain si Chris tentunya). Yup,, Meskipun banyak medapat kritikan, secara keseluruhan, Gulliver's Travels merupakan komedi ringan yang bisa membangkitkan mood kita disaat menunggu macet selesai.


Sunday 15 August 2010

Female Agents

Friday 6 August 2010

Avatar : The Last Airbender

Setelah menunggu sebulan lebih akhirnya,,, The Last Airbender, ditayangkan juga di Indonesia. Betapa saya begitu deg-degannya saat tahu, bahwa sebentar lagi film ini akan dirilis di negara kita tercinta. Banyak review-er luar yang memberikan komentar pedas, sampai ada yang mengatakan, film ini sangat layak untuk tidak di tonton, but well… saya tetap berpositif thinking.
Okey, kita mulai dari plot awal sang kakak beradik Zokka (Jackson Rathbone) dan Katara (Nicola Peltz), yang secara tidak sengaja, menemukan bola salju besar. Ternyata di dalam bola salju itu, terdapat seorang anak kecil berumur 10 tahun dengan seekor hewan piaraannya yang sangat besar (Animasi untuk bulu Appa seperti keset kaki bagi saya, upss,,, hahhaha).
Bocah itu bernama Aang (Noah Ringer). Dia merupakan satu-satunya pengendali udara yang tersisa, karena yang lain telah dibunuh oleh orang dari negara api. Negara api melakukan hal ini karena menurut ramalan, bahwa seorang Avatar (pengendali empat elemen Udara, Air, Tanah, dan Api), akan lahir dari kelompok Udara. Ternyata, mereka (Negara Api) gagal, karena Avatar yang berwujud Aang malah melarikan diri dan terkurung dalam bola salju selama 100 tahun.
Berita tentang Aang ternyata membuat panas negeri api. Mereka takut, keberadaan seorang Avatar bisa mengancam rencana mereka untuk menguasai dunia. Pangeran Zuko (Dev Patel) yang merupakan putra dari raja api Lord Ozai juga berniat untuk menangkap dan membawa pulang si Aang.
Nah, itulah sepenggal cerita Aang, yang tidak ingin saya ceritakan lebih rinci. Kenapa? Karena, saya (sebagai penggemar Appa versi serial kartun Nickelodeon, hehe…) dapat mengambil kesimpulan, bahwa jika ingin menonton film ini, sepertinya kita harus membuang jauh pemikiran untuk bertemu dengan Aang, dkk versi kartun ke dalam wujud manusia. Yah, jangan harap bisa menemukan sosok jenaka Aang, bloonnya Sokka, serta galaknya Katara di sini.
Siapa lagi yang bertanggung jawab, kalau bukan bapak M.Night Shyamalan? Sutradara berkulit gelap ini memang tidak di ragukan lagi kemampuannya dalam memasukkan unsur teka-teki, serta kemampuan berimajinasinya yang sangat ekstreme. Semua itu bisa kita lihat dari efek visual yang megah. Tapi untuk casting pemainnya sendiri? Nicola dan Jackson sangat memperburuk keadaan. Saya benar-benar tidak terima keberadaan mereka di sini. Untuk si Noah juga sama saja, sangat tidak mewakili karakter Aang. Well, seandainya ini bukan sebuah film adaptasi, mungkin para kritikus tidak akan mencemooh Shyamalan dan film ini bisa jadi mentahtai Box Office. Tapi, yah itulah, membuat suatu film bergenre remakable memang jauh lebih susah, dibanding membuat film yang masih baru.
Satu lagi yang saya sayangkan, kok bisa yah,  si pengendali tanah Toph, tiba-tiba ada? Kenapa gak dibuat adegan tersendiri? Kesannya jadi seperti di forward. Trus, kok si Toph kayanya gak buta yah? Harusnya khan....??? (Aaarrrggghhh....)
Berdasarkan ending, film ini sepertinya akan ada sequel-nya. Hhhmmm,,, semoga saja kedepannya, para pemain bisa lebih menghayati peran mereka. Dan untuk Shyamalan, please, nonton lah serial kartunnya dulu, sebelum anda berencana membuat lanjutannya. Sebagai penilaian, saya tetap memuji visual efeknya yang really really adorable…. Hehe….


Tuesday 3 August 2010

The Sorcerer's Apprentice - "Secrets" by OneRepublic


Love, love, love this soundtrack. Awesome! One Republic memang tidak pernah mengecewakan saat membawakan soundtrack untuk sebuah film. And they do their best. Tidak jarang kita hanya menikmati film saja, tanpa mengubris lagu pembawanya. Padahal, movie song bisa menjadi bagian film yang paling abadi, dibandingkan jalan cerita film itu sendiri. Contohnya lagu Apologize yang menjadi soundtrack dari serial Amerika yang terkenal, Gossip Girl. Masih sering terdengar sampai sekarang khan?

Saturday 31 July 2010

SALT

Belum puas kita dimanjakan dengan kehadiran The Sorcerer’s Apprentice dan Inception yang begitu memukau, kali ini keluarga besar Hollywod menjagokan Anggelina Jolie dalam film yang berjudul Salt. Mendengar nama Jolie, pastilah kita langsung ngeh dengan tema dari film ini. Yah, betul sekali! Tidak jauh dari bela diri, tembak-tembakan, serta ledakan.
Salt disini bukan berarti garam. Melainkan last name dari Evelyn Salt. Seorang wanita yang merupakan agen CIA. Suatu hari, datang seorang pria yang mengungkap bahwa Salt merupakan mata-mata dari Rusia. Salt menjadi kalang kabut dan melarikan diri. Hal ini justru membuat dua orang teman kerjanya, Ted dan Peabody, merasa heran dan bertanya-tanya. Kalau memang bukan mata-mata, kenapa dia mesti melarikan diri?
Phillip Noyce seolah melarang kita untuk bernafas sepanjang film. Suasana tegang dengan aksi laga yang dilakukan Evelyn tak pernah berhenti dari awal hingga akhir. Tidak bisa dipungkiri, trade mark Anggelina sebagai wonder woman kembali diperlihatkan disini. Tapi, bagi saya, Jolie seolah menjadi Lara Croft lagi (lagi, lagi, lagi). Bosan juga dengan karakter dia yang seperti itu terus. Memang sih, untuk peran-peran seperti ini, istri Brad Pitt lah yang paling pantas (apa jadinya yah, kalau di film ini bukan Anggelina? Pasti hambar banget), tapi kalau terus-terusan, kan jadinya akan biasa saja.
Untungnya, beberapa adegan di film ini bisa membuat kita berdecak kagum sambil mengeluarkan kata “wow” dan “ohhh, bisa begitu yah???” Bagaimana tidak,merakit bom dari kaki meja, merobohkan lantai tempat presiden Rusia berdiri, serta memakai racun laba-laba untuk melumpuhkan target, merupakan kecerdasan yang disuguhkan oleh Salt.

Kalau karakter lainnya sih, tidak ada yang terlalu mencolok. Seperti Liev Schreiber (Ted Winter), Chiwetel Ejiofor (Peabody), Daniel Olbrychsky (Vassily Orlov), dan August Diehl (Mike Krause). Sebenarnya merekalah yang menjadi salt (garam) di film ini. Hehehe...
Untuk adegan yang paling menyentuh bagi saya dan mungkin hampir sebagian besar penonton di dalam bioskop (berdasarkan suasana yang tiba-tiba hening dan mencekam) adalah ketika suami Evelyn dibunuh di depan matanya sendiri. Buat saya pribadi, inilah adegan terbaik yang dibawakan oleh Jolie sepanjang film. Dan secara keseluruhan, Salt pantas untuk menempati urutan kedua setelah Inception di minggu ini.

Stars : 3,5 of 5